Banyak Peternak Lampung Merugi

oleh -208 Dilihat
oleh

 

BANDARLAMPUNG – imbas dari harga dan distribusi pakan yang tidak stabil, banyak peternak di Lampung mengalami kerugian.

Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung mencatat, harga dan distribusi pakan mengalami fluktuasi di sejumlah daerah.

Kepala (Disnakeswan) Lampung, Lili Marwati menyatakan, sektor peternakan unggas di daerah ini didominasi oleh peternak rakyat (kecil). Jumlahnya mencapai 70.000 hingga 80.000 peternak rumah tangga.

Sementara perusahaan skala besar atau integrator, tercatat ada 807 pelaku usaha peternak layer (ayam petelur), dan 1.271 pelaku usaha peternak boiler (ayam pedaging).

Fluktuasi harga pakan tersebut, kata dia, berbanding terbalik dengan kebebraadaan Lampung sebagai sentra produksi jagung nasional.

Bahkan, ujarnya, untuk saat ini -secara umum- stock jagung masih mencukupi. Diperkirakan, panen raya jagung akan berlangsung pada Desember 2025 mendatang.

Namun, dia menuturkan, pasokan untuk pakan unggas belakangan ini mengalami gejolak harga dan distribusi.

“Ketersediaan secara umum mencukupi. Tapi Kondisi beberapa waktu belakangan ini, harga jagung di tingkat peternak cenderung tinggi akibat faktor musim, distribusi, dan kompetisi dengan kebutuhan industri pakan,” ujar Lili, Jumat (26/9/2025).

Hal tersebut berdampak langsung pada biaya produksi peternakan unggas. Pasalnya, pakan merupakan menyumbang 70–80 persen komponen biaya usaha.

Dengan adanya kenaikan harga jagung, kata dia, otomatis memangkas margin keuntungan peternak unggas rakyat.

“Banyak peternak unggas rakyat mengalami penurunan margin keuntungan, bahkan sebagian mengalami kerugian ketika harga pakan tidak sebanding dengan harga jual ayam atau telur,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.